.

.

Sabtu, 03 Oktober 2015

Dengan Satu Tangan, Hana Tetty Ciptakan Ikatan Liontin dari Rajutan Kawat


KETERBATASAN fisik bukan halangan bagi Hana Tetty untuk terus berkarya. Dengan satu tangan yang dimiliki, wanita yang tinggal di BSD Serpong Tangerang Selatan (Tangsel)  ini tidak hanya berpangku tangan meratapi nasib. 

Hana Tetty sedang merajut kawat tembaga
Ia tetap bersemangat. Terbukti, karyanya berupa seni rajut kawat tembaga untuk batu liontin ini cukup diminati. Bahkan, puluhan pengrajin batu liontin pun banyak yang memesan kepadanya.

Justru, dalam kondisi seperti itu, wanita kelahiran Bengkulu, 10 Oktober 1983 ini merasa memiliki tantangan tersendiri dalam hidupnya. “Pikiran saya saat itu, apa kira-kira pekerjaan yang bisa saya lakukan dengan kondisi fisik saya seperti ini,” ujar Hana yang tangan kanannya diamputasi.

Sejak itu, pekerjaan lamanya sebagai video editing pun ditinggalkan hingga akhirnya ia mulai menjadi pengrajin batu akik. Pekerjaan baru ini tentu membutuhkan keahlian tersendiri. Namun Hana dengan telaten belajar secara otodidak.





“Pesanan yang saya layani pembuatan batu akik dengan mode-mode minimalis untuk kaum wanita,” jelasnya. Hanya dengan satu tangan, yakni tangan kirinya, Hana menangani segalanya mulai dari memotong bahan, menggosok batu, memoles dan menjadikannya.

Lamban laun, ia pun ingin mencoba tantangan baru, yakni membuat ikatan batu akik dari rajutan kawat tembaga. Namun ia lebih mengkhususkan pada ikatan liontin. “Saya mencoba membuat ikatan pada liontin agar lebih terkesan mewah dan elegan,” tutur pemilik Hana Tembaga Rajut ini.

Perpaduan antara batu liontin dan rajutan kawat tembaga menunjukan nilai seni yang tinggi dan menambah daya tarik, tidak sekedar kaum perempuan saja, kaum pria pun meminatinya. Menurutnya, saat ini ia banyak mendapat order dari para konsumen maupun para pemilik usaha gemstone di wilayah Tangsel. “Saya mengerjakan aneka mode ikatan dari rajutan kawat,” tutur Hana yang mengaku saat ini sudah memiliki 178 jenis mode rajutan hasil karyanya sendiri ini.

Kawat yang digunakan untuk merajut pun tidak sekedar dari tembaga saja, melainkan dari alloy. Untuk satu rajutan liontin, ia membandrolnya dari hanya Rp25-50 ribu. Ikatan rajut ini, menurut Hana dapat membuat sebuah batu yang awalnya memiliki corak kurang bagus, menjadi lebih bagus. “Jadi, dengan ikatan rajut ini bisa memperkuat corak sebuah batu,” katanya. 

Mengingat permintaan yang kian meningkat, ke depan ia berniat untuk melatih beberapa orang yang berminat terhadap seni rajut kawat tembaga ini. “Dari awalnya hanya coba-coba sekarang pesanan membludak, makanya sudah harus melatih orang untuk membantu,” terang Hana. (art)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar