Gemologist Warli Latumena, FGA (kanan) |
KONSISTENSI Gemologist Dipl. Phys. Warli Latumena, FGA untuk terus menekuni dunia perbatuan patut diacungi jempol. Sejak pensiun dari
pekerjaannya sebagai Geophysicist dan System Manager di
perusahaan Amerika Serikat selama 27 tahun tahun 2009 lalu, ia pun berniat
tetap mendedikasikan dirinya di bidang perbatuan.
Dua tahun kemudian—tepatnya di akhir tahun
2011, Warli Latumena pun mendirikan Jaya Gem, sebuah laboratorium untuk
penelitian batu. Di Jaya Gem inilah, Warli menikmati masa pensiunnya dengan
meneliti batu hingga mengolah bebatuan mulai dari melakukan faceting dan
cutting serta sesekali menjadi pembicara dalam forum-forum yang membahas
masalah batu.
“Sementara ini, Jayagem tidak bersifat komersial. Lebih mengarah untuk kepentingan pribadi saja yakni sebagai laboratorium pribadi untuk meneliti koleksi batu-batu pribadi. Jadi, saya menjadikan Jaya Gem ini lebih bersifat untuk menyalurkan hobi,” ujar suami dari Organisatoris Tangsel, Cicih Sunarsih ini.
Padahal, berbagai peralatan penunjang
kerja di Jaya Gem terbilang lengkap. Sebagai acuan aktivitas, dirinya juga
memakai sejumlah literatur dan majalah seperti Lapis (bulanan, berbahasa
Jerman), Gem & Gemology (Quarterly yournal GIA), dan Journal of Gemmology
(Gem-A). “Secara berkala, saya juga active dalam forum GemA yang berpusat di
London Inggris,” tuturnya.
Selain itu, Warli sendiri belum
berniat membuka lembaga sertifikasi batu maupun memo-memo seperti yang sekarang
banyak dilakukan oleh gemologist di Jakarta. Menurutnya, Jaya Gem belum membuka
kerjasama dengan lembaga manapun karena saat ini masih mejadikannya untuk
aktivitas hobi.
Namun diakui, seringkali ia juga
diminta sejumlah sahabat dan rekan-rekannya untuk meneliti koleksi batu hingga
melakukan faceting dan cutting. “Karena sahabat-sahabat yang minta sulit
rasanya untuk menolak. Tapi untuk sekarang, Jaya Gem saya pasifkan dulu karena
keterbatasan waktu,” tutur Warli.
Di sisi lain, ia juga belum memiliki kader yang
kualified untuk mengoperasikan Jaya Gem. “Selama ini, aktivitas Jaya Gem
kebanyakan saya lakukan sendiri,” tambahnya. Tidak menutup kemungkinan, suatu
saat jika SDM sudah siap, maka Jayagem akan dikomersialkan. (art)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar