.

.

Minggu, 27 Desember 2015

Jamasan dan Parade Pusaka Nusantara Jamman Tangsel (Bagian 3)

Prosesi Jamasan Jamman.
IMAM Jam’iyyah Dzikrul Manaqib Syech Abdul Qodir Al-Jaelani KH. Mh. Suud Wakhid menjelaskan Jamasan adalah salah satu tradisi yang rutin dilakukan pada bulan Sura atau malam pergantian tahun baru Islam. 
“Tujuannya untuk memandikan atau membersihkan benda pusaka,” ujar pria bergelar KRHT Purba Jati. 
Bersama kerabatnya Ki Sutono Qusyairi Sumolangu yang juga pemimpin Majelis Dzikir Tunggul Karomah, keduanya memimpin prosesi Jamasan dibantu 11 orang. “Jamasan ini tidak sekedar untuk memandikan pusaka, tapi mengajarkan kita pada nilai budaya yang nyaris terlupakan,” tutur Purba Jati. 

Namun, di hadapan warga dirinya juga kembali menegaskan, kegiatan ini juga bagian dari dakwah. Yakni meluruskan pandangan aqidah di masyarakat tentang pusaka agar tidak terjebak pada hal musrik dan kurafat. 
“Mintalah pertolongan hanya kepada Allah. Tidak ada kekuatan dan tidak ada yang mampu menolong di dunia ini kecuali Allah. Jadi, jangan meminta kepada benda pusaka untuk masalah atau penyakit yang dihadapi,” ujarnya saat memberi sambutan. 
Ki Sutono Qusyairi Sumolangu menambahkan, makna lain jamasan yakni untuk melestarikan budaya yang kini hampir punah. Harapannya, agar generasi muda tidak melupakan budaya para leluhurnya. “Hal ini juga untuk menambah khasanah budaya nusantara di wilayah Tangsel,” jelasnya. (art)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar